Bogor - www.news.kominfo.co.id
Minimnya stok beras dari daerah memicu mahalnya beras pada 13/09/2023, harga beras terpantau terus mengalami kenaikan hingga pecahkan rekor. Harga beras medium bertengger di atas 13.000 per-kg dari semula 10.000 per-kg. Para pedagang beras mengatakan bahwa dari daerah mereka membeli beras memang sudah mahal. Mungkin karena proses bercocok tanam biayanya juga mahal baik harga upah pekerja, pupuk dan lain-lainnya.
Menurut pandangan Bapak Muhammad Rusli Efendi SE.SH dengan pangilan akrabnya Bang Leo sebagai putra daerah di Kabupaten Bogor, menyatakan bahwa mahalnya harga beras saat ini adalah gagalnya Program Ketahanan Pangan dari pemerintah sehingga kurangnya pengawasan untuk program tersebut. Seringnya petani mengalami kerugian di saat panen memberikan dampak luas bagi perekonomian, maka semakin sedikit masyarakat yang mau menjadi petani.
Selain masyarakat mengharapkan pekerjaan yang lebih baik, dibanding sebagai petani di sawah, juga alih fungsi lahan juga memberikan dampak tidak baik bagi pertanian. Setiap tahun dapat kita lihat bahwa lahan lahan pertanian di Provinsi Jawa Barat khususnya, telah banyak beralih fungsi menjadi perumahan atau pabrik pabrik besar. Sumber sumber air untuk bercocok tanam semakin sulit. Pupuk dan obat obatan untuk bertani juga mahal.
Para ahli pertanian di pemerintah gagal mendata bahwa hasil panen dari petani Indonesia semakin berkurang.
Maka perlu satgas pertanian yang harus membantu pemerintah menjembatani ke para petani agar kerugian di petani bisa diperkecil dengan membantu petani agar hasil panennya menguntungkan.
Program Ketahanan Pangan yang harusnya mampu menjadi swasembada pangan dan tidak lagi membeli beras dan kebutuhan pokok dari negara lain serta memakmurkan para petani di Negara Indonesia sebagai tujuan dari program ketahanan pangan bukan hanya tulisan dan ucapan seremonial saja. Tetapi menjadi terbukti bahwa program ketahanan pangan ini terbukti dari program kerja utama pemerintah. Melihat anggaran yang di kucurkan oleh pemriintah sangat besar setiap tahunnya. Sehingga anggaran ketahanan pangan yang besar di kucurkan oleh pemerintah apakah bisa dipertanggung jawabkan secara hukum oleh para pelaksana.
Krisis Beras saat ini menjadi jawaban tepat bahwa program ketahanan pangan di anggap gagal
Selain program Presiden Joko Widodo untuk memberikan bantuan, kepada masyarakat, juga harus dipastikan bahwa stok beras yang tersedia di gudang Bulog juga mencukupi, dengan harapan harga beras akan stabil kembali.
Team Redaksi www.news.kominfo.co.id